Dia (Tidak) Nyata



Dia (tidak) nyata. Ada kisah yang sulit dimengerti , sudah dikonversikan tetap saja tak ada setimbangan. seperti hati ideal. pada dasarnya tak ada hati yang ideal, lalu dipaksa untuk ideal dengan berbagai perhitungan. Pada jarak yang berbeda, lokasi tempat tinggal yang berbeda, dia yang (tidak) nyata hadir. bukan hadir tapi aku sendiri yang menghadirkannya. Seperti pada gerak jatuh bebas, pandanganku lurus kedepan begitu mengenalnya. Bagaimana tidak, dia dengan segala kenyataannya bisa menenangkan hati, pantas jika dia mendapat gelar pemenang hati. Kecepataan sesaat begitu tertawa bersamanya teryata ditentukan dari kelandasan grafik pikiran padanya. Mirip dengan itu, pada gerak hati dan beberapa yang tidak bisa dijelaskan dan begitu sulit untuk diungkapkan.

Dia (tidak) nyata. Ketika hati bergerak bekerja dengan gaya rindu yang kinetis, ada dua jenis rindu juga yang  ternyata kinetis, pertama rindu bagaimana dengan suaranya dan rindu bagaimana jika ada pertemuan. Kontak antara dua insan yang belum pernah bertemu sebelumnya adalah sebuah kontak permukaan atau kontak multititik. Tak ada yang istimewa, tapi akan berpengaruh jika ada pergerakan hati diantara keduanya. hati terus saja berjalan seiring jalannya waktu. sebagai gambaran, ada koefisien hati antara jarak dan komunikasi yang saling membuat keduanya berujung pada sebuah penasaran.

Dia (tidak) nyata. Bagaimana mungkin orang yang asing memberikan energi. seperti energi mekanik yang justru ada karna ada energi potensial dan kinetik. Sama halnya dengan energi begitu mengenalnya, tak mungkin dia hadir begitu saja tanpa ada dua penyebab lainnya. apapun itu usaha hati yang aku lakukan tidak mesti semuanya nyata dan harus ada balasan. dia punya kehidupan sendiri, tak pantas jika saya bersamanya tapi ada hati-hati lainnya yang merasa terampas hatinya. Tapi sesungguhnya ada beberapa hati yang mengharap.  Karena antara dua hati yang letaknya pada dua tempat tertentu, pada nyatanya tidak bergantung pada jalannya perkenalan itu, tapi bagaimana posisi akhir dari pergerakan hati. semoga ini adalah sebuah pertemanan yang menarik. tak ada hati manapun yang tersakiti, tak ada hati rindu manapun yang terabaikan.

teruntuk "dia" semoga kamu adalah "nyata" untuk saya. suatu hari nanti.

Hijab oh Hijab

heran juga sama model hijab jaman sekarang, bervariasi. bermacam-macam warna jenis. ada yang bentuk selendang, segi empat. ada yang ninja. macem-macemlah. yang aku tahu jilbab model paris itu pas jaman-jaman barunya, dipasangnya segitiga gitu deh, kok sekarang cara makainya udah dengan berbagai macam model, jilbabnya sih sederhana saja, yah masa cara pakai hijab disamain sama Tuanku Imam Bonjol. -___-"

semuanya itu kan berefek sama pas ngambil wudhu, okeh aku paling nggak suka yang namanya ngantri, karna makai hijabnya beribet-beribet gitu cara ngelepas hijabnya pun masuk ke kategori lama. pas selesai wudhu, kan pakai hijab lagi dan yah masa sih makai jilbab abis wudhu lebih lama daripada shalatnya. -__-"

kalo menurut aku sih, makai hijab itu yang sederhana saja, yah aku tahu sih kebanyakan cewek yang pakai hijab bermodel-model gitu juga karna ingin tampil beda, tampil lebih cantik. tapi aku rasa harus lihat-lihat situasi, masa ke kampus aja sudah kayak mau pergi kondangan. aku rasa pakai hijab yang bermodel gitu penting juga, tapi pakainya gitu sebaiknya ditempat yang sesuai seperti mau kondangan, acara-acara besar. kalo untuk ke kampus atau sekolah pakai saja yang biasa. aku sendiri juga suka pakai hijab yang bermodel, tapi nggak untuk di kampus dan nggak sama kayak sorbannya AA Gym. tetap panjang dan menutup hehe. karna hijab yang sebenarnya itu kan sampai menutup dada,  sesuai  dengan Quran Surat An-nur 31 :)) 

"katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya.." 

C.A.P.E.K

"Luka yang tidak tampak, biasanya lebih lama untuk bisa sembuh"

Aku berpikir keras dengan kalimat itu, menimang-nimangnya. bagaimana bisa luka yang tidak tampak atau tampak memiliki perbedaan?. Benarkah luka yang tak tampak akan lama penyembuhannya?

Waktu lama mengkonversikan kalimat itu ke pikiran terlebih hati, Aku akui kata-kata itu adalah benar. Tapi tidak menutup kemungkinan ada yang salah dengan kalimat itu. Layaknya rasa yang aku tahan, yang berbalut penuh ikatan tanda tanya.

Sejatinya luka itu muncul ketika sesuatu berbeda hadir secara perlahan dan merobohkan. Sekuat tenaga bertahan, sekuat menahan sakit, tapi yang namanya hati pasti bakal rapuh juga.

Aku hanya tidak ingin menjadikan keadaan ini menjadi persakitan. Masih banyak hal yang harus aku lakukan, Bagaimana mungkin keadaan yang seperti ini membuat hancur segalanya. Memendam rasa sakit bukanlah jalan yang tepat, karna ujung yang didapat adalah lelah, capek, dan kecewa. dan pada akhirnya ada yang menjadi korban.

Semua berubah ketika aku sadar posisiku bukanlah yang dulu. Aku kembali terdiam dibalik dinding bisu.  Semuanya aku lalui dalam waktu yang lama. Tak ada yang lebih menyakitkan dari diabaikan, dibuang dan tak dianggap perjuangannya, sejatinya semua orang ingin usahanya dihargai. Entahlah aku kurang paham mana yang lebih sakit, rasa dibohongi atau membohongi perasaan.

ditulis dimalam dingin bertemankan sepi



 
Free Website templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates